Saudara Muhammad meminta nasihat dari Anda, wahai Syaikh. Ia berkata, “Saya seorang yang berusaha istiqamah di atas perintah Allah ‘Azza wa Jalla. Namun saya menghadapi hinaan karena berpegang teguh pada sunnah, baik dari keluarga maupun kerabat saya. Apa nasihat Anda dalam hal ini? Apakah hal itu dapat merusak agama saya? Dan apakah saya boleh menjauhi mereka?”
Perkara ini justru bermanfaat bagimu dan akan meninggikan derajatmu di sisi Allah Jalla wa ‘Ala. Omongan orang lain terhadapmu dan hinaan mereka terhadapmu, mudharatnya justru kembali kepada mereka, bukan kepadamu. Kamu justru mendapat manfaat dari itu.
Allah ‘Azza wa Jalla telah menceritakan tentang para nabi ‘alaihimus salam, bahwa dulu mereka juga mendapat hinaan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan sungguh, telah diperolok-olok beberapa rasul sebelum kamu maka turunlah kepada orang yang mencemoohkan mereka azab yang dahulu selalu mereka perolok-olokkan.” (QS. Al-Anbiya: 41).
Allah Ta’ala juga berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa dahulu selalu menertawakan orang-orang beriman dan apabila orang beriman lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedipkan mata.” (QS. Al-Muthaffifin: 29–30).
Allah ‘Azza wa Jalla telah menjamin kecukupan bagi orang-orang beriman dan melindungi mereka dari cemoohan orang-orang yang menghina. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami cukupkan bagimu (perlindungan dari kejahatan) orang-orang yang menghina.” (QS. Al-Hijr: 95).
Jadi, pada hakikatnya, puncak dari hinaan hanyalah sebatas ucapan. Sedangkan pada kenyataannya, telah jelas bahwa keunggulan ada pada mereka yang teguh di jalan ketaatan.
Terkadang seseorang mendapat takdir yang membuatnya menyesali apa yang telah terjadi di masa lalunya. Intinya, keteguhan seseorang untuk berpegang pada ketentuan syariat tidak akan terpengaruh oleh ejekan orang lain terhadapnya. Justru itu akan meninggikan derajatnya.
Allah Ta’ala berfirman, “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.” (QS. Al-Humazah: 1). Ketika seseorang mencermati hakikat perkara ini, ia akan mendapati bahwa tidak ada seorang pun yang saleh terbebas dari hinaan. Bahkan, Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Agung, Pencipta langit dan bumi juga mendapatkan ejekan dan hinaan. Namun, Allah Jalla wa ‘Ala tetaplah Maha Lembut terhadap para hamba-Nya.
Orang yang mencermati sejarah hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan menemukan banyak contoh dalam masalah ini.
Selain itu, wahai Syaikh, apakah dia boleh menjauhi atau memutus hubungan dengan mereka? Mohon nasihat Anda.
Kami nasihatkan agar dia tetap menyambung silaturahmi dengan mereka, berbuat baik kepada mereka, dan menasihati mereka, serta bersabar atas gangguan yang datang dari mereka. Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 2-3). Allah Ta’ala juga berfirman, “Maka bersabarlah kamu seperti mereka yang punya keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar…” (QS. Al-Ahqaf: 35). Allah Ta’ala juga berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10). Allah Ta’ala juga berfirman, “…Dan sungguh Kami akan memberi balasan bagi orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96). Dengan demikian, hinaan orang lain terhadapmu adalah salah satu peninggi derajatmu di sisi Allah Jalla wa ‘Ala. Maka janganlah bersedih hati karenanya, dan jangan mengira mereka dapat memberi pengaruh buruk kepadamu.
=====
الْأَخُ مُحَمَّدٌ يُرِيدُ التَّوْجِيهَ مِنْكُمْ مَعَالِيَ الشَّيْخ فَيَقُولُ أَنَا شَخْصٌ مُسْتَقِيمٌ عَلَى أَمْرِ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَأُعَانِي مِنْ شَيْءٍ مِنَ الِاسْتِهْزَاءِ مِنْ جِهَةِ تَمَسُّكِي بِالسُّنَّةِ مِنْ قِبَلِ أَهْلِي وَكَذَلِك أَقَارِبِي مَا التَّوْجِيهُ فِي ذَلِكَ؟ يَقُولُ هَلْ يَضُرُّنِي فِي دِينِي؟ أَوْ كَذَلِكَ هَلْ نَبْتَعِدُ عَنْهُمْ؟
هَذَا الْأَمْرُ يَنْفَعُكَ وَيَرْفَعُ دَرَجَتَكَ عِنْدَ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَاحَدِيثُ الْآخَرِيْنَ فِيْكَ وَاسْتِهْزَاؤُهُم بِكَ هَذَا مَضَرَّتُهُ عَلَيْهِمْ وَلَيْسَتْ عَلَيْكَ فَأَنْتَ تَنْتَفِعُ بِهَذَا
وَقَدْ ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْ أَنْبِيَائِهِ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ أَنَّهُمْ كَانُوا يَتَعَرَّضُونَ لِلِاسْتِهْزَاءِ كَمَا قَالَ تَعَالَى وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّن قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُم مَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَ
وَقَدْ تَكَفَّلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِكِفَايَةِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَحِمَايَتِهِمْ مِنِ اسْتِهْزَاءِ هَؤُلَاءِ الْمُسْتَهْزِئِيْنَ فَقَالَ إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ
وَمِنْ ثَمَّ فَإِنَّ غَايَةَ هَذَا الِاسْتِهْزَاءِ هُوَ اللَّفْظُ وَالْكَلَامُ وَأَمَّا عِنْدَ حَقَائِقِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَا تَتَبَيَّنُ فِيهَا رُجْحَانُ كِفَّةِ أُولَئِكَ الَّذِينَ الْتَزَمُوا طَرِيقَ الطَّاعَةِ
وَقَدْ يُدْرِكُ الْإِنْسَانُ بَعْضَ الْأَقْدَارِ الَّتِي تَجْعَلُهُ يَتَأَسَّفُ عَلَى مَا مَضَى مِنْ أَيَّامِهِ فَالْمَقْصُودُ أَنَّ حِرْصَ الْإِنْسَانِ عَلَى الْمُقْتَضَى الشَّرْعِيِّ لَا يُؤَثِّرُ اسْتِهْزَاءُ الْآخَرِيْنَ بِهِ بَلْ يَرْفَعُ ذَلِكَ مِنْ دَرَجَتِهِ
قَالَ تَعَالَى وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ لُمَزَةٍ وَإِذَا نَظَرَ الْإِنْسَانُ فِي حَقَائِقِ الْأُمُورِ وَجَدَ أَنَّ الِاسْتِهْزَاءَ لَمْ يَسْلَمْ مِنْهُ أَحَدٌ مِنَ الصَّالِحِيْنَ بَلْ رَبُّ الْعِزَّةِ وَالْجَلَالِ خَالِقُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرَاضِيْنَ كَانَ يَتَعَرَّضُ لِشَيْءٍ مِنَ الِاسْتِهْزَاءِ وَالسُّخْرِيَةِ وَكَانَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلَا حَلِيمًا بِعِبَادِهِ
وَالنَّاظِرُ فِي سِيْرَةِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجِدُ نَمَاذِجَ كَثِيرَةً مِنْ هَذَا الْبَابِ
أَيْضًا شَيْخَنَا هَلْ يَبْتَعِدُ عَنْهُمْ نَصِيحَتَكُمْ أَوْ يُقَاطِعُهُمْ؟
نَصِيحَتُنَا أَنْ يُوَاصِلَهُمْ وَأَنْ يُحْسِنَ إِلَيْهِمْ وَأَنْ يَنْصَحَهُمْ وَأَنْ يَتَحَمَّلَ الْأَذَى الَّذِي يَكُونُ مِنْهُمْ قَالَ تَعَالَى إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَقَالَ تَعَالَى فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَقَالَ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ وَقَال وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ وَمِنْ ثَمَّ فَاسْتِهْزَاءُ الْآخَرَيْنِ بِكَ هُوَ مِنْ أَسْبَابِ رِفْعَةِ دَرَجَتِكَ عِنْدَ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا فَلَا تَجْزَعْ مِنْ ذَلِكَ وَلَا تَظُنُّ أَنَّهُمْ سَيُؤَثِّرُونَ عَلَيْكَ